Friday, December 19, 2014

Menyepi ke Hutan di Taman Buru Masigit Kareumbi

Ada kalanya kita pengen banget keluar dari suasana yang emang udah malesin banget. Misalnya, hectic sama kerjaan atau kuliah, pusing sendiri liat isi media sosial engga ada yang bener, dan segala macam hal lainnya yang cukup mengganggu pikiran. Di situasi seperti itu, pasti kita bingung mesti lari kemana. Gue sarankan, cobain deh, ke Taman Buru Masigit Kareumbi
Gimana caranya ke Kareumbi sini?
Sumber: http://kareumbi.wordpress.com/about/
Pokoknya, sih, ngikutin arah ke Cicalengka. Kalau dari arah Bandung, ada petunjuk jalan ke arah "Pondok Aki Enin" atau "Curug Cinulang". Nah, ikutin aja petunjuk ke arah situ. Masuk daerah Cinulang, pasti ditanya mau kemana, jawab aja mau ke Kareumbi. Sebenarnya dari sini yang mulai bingung ngarahin jalannya, karena bener-bener ga ada petunjuk jalan. Ikutin aja jalannya terus sampe nemu pertigaan pertama, ada belokan ke kiri tapi nanjak banget, nah masuk ke jalan itu. Abis itu, terus aja ikutin jalan sampe akhirnya nemu Kareumbi. Jalannya emang sempit banget, berkelok-kelok pula. Pokoknya, kalo hp udah ga ada sinyal, percayalah, kamu sudah mendekati kawasan Kareumbi. Kalo nyasar, tinggal pake GPS alias Gunakan Penduduk Sekitar.
Pusat Informasi
Memasuki kawasan Kareumbi, jangan lupa mampir dulu ke Pusat Informasi yang terletak di sebelah kanan sebelum portal. Jadi, setidaknya cari informasi, bisa ngapain aja sih di Kareumbi. Siapa tau tiba-tiba tersesat atau gimana, kan repot. Ingat, ini hutan.
Ruangan Pusat Informasi
Nanti bakal disambut sama Kang Darmanto (sebelah kanan)
Sebelum masuk Kareumbi sesungguhnya
Sebelum nemuin Kareumbi sesungguhnya, percayalah, dari mulai jalan yang berkelok-kelok, sudah dapat merasakan enaknya alam segar tanpa polusi. Engga tanpa juga, sih. Yang pasti, jarang polusi.
Jadi, Kang Darmanto dari Wanadri-lah yang bertugas ngurusin Taman Buru Masigit Kareumbi ini. Judulnya, sih, emang taman buru, tapi engga bisa jadi taman buru sesungguhnya karena populasi hewan burunya masih dikembangbiakkan, semoga nanti beneran bisa jadi taman buru. Saat ini, Kareumbi ini banyak digunakan sebagai lahan untuk kegiatan orientasi mahasiswa semacam ospek, atau company gathering.
Kalo ke sini, boleh bawa makanan untuk piknik, jangan khawatir, meski di hutan, di sini pun ada kantin, kok. Makanan yang dibuat juga enak banget. Tapi, gue selalu lebih menikmati makan mie rebus di sini. Hahahaha.
Kantin Kareumbi
Kalo mau nginep-nginep juga, boleh. Bisa pilih tinggal di highlight dari Kareumbi, yaitu rumah pohon. Bisa juga coba pasang tenda di area camping ground yang ada di Kareumbi, itu juga kalo ga ada kegiatan di camping ground, ya! Ada 3 camping ground di sini, yang paling luas ya camping ground A.
Camping Ground A
Rumah Pohon
Untuk nginep di rumah pohon, kalo ga salah denger, biayanya cuman Rp550.000/malam, kapasitasnya ada yang muat 6 orang, ada juga yang muat 8 orang. Nah tuh, kurang murah begimana? Meski ga ada sinyal, tapi listrik tersedia di sini. Jangan khawatir mati gaya di hutan karena batre gadget pada habis semua. Total rumah pohonnya ada 6 rumah. Jadi, kalau mau rombongan dan diborong semua rumahnya, bisa-bisa aja, tuh.
Selain rumah pohon dan camping ground, ada juga rumah rusa. Kenapa disebut rumah rusa? Apa karena tinggal di rumah banyak rusa? Iya, bener. Banyak rusanya. Jadi, di sini juga ada penangkaran rusa. Gunanya untuk memulihkan populasi rusa untuk bisa diburu di kemudian hari.
Pokoknya, ini tempat asik banget buat menyepi. Sungguh. Setiap gue dateng ke sini, rasanya tenang. Alam segar, angin sepoi-sepoi, tanpa sinyal. Ah, hidup tenang banget lah! Btw, gue juga sempet nyicip tinggal 2 minggu selama di sini buat tugas penelitian dari kampus.
Yang pasti, kalo ke sini, jangan lupa bawa jaket, siapa tau kaget sama udara dinginnya. Gue di hari pertama tinggal di sini, menggigilnya kebangetan, sampe ga mandi beberapa hari saking ngerasa dingin, lama kelamaan jadi biasa.
Kareumbi juga terkenal sama trek sepedanya. Cukup banyak juga yang memilih bersepeda di area sini. Selain sepeda, banyak juga motor trail yang seneng banget masuk ke area sini, tapi dari arah lain, bukan dari Cicalengka. Tapi, sepedanya lebih ke downhill, dan biasanya yang tau trek downhill di sini, ya komunitas downhill itu sendiri. Kebetulan, pas penelitian di sini, lagi ada komunitas downhill yang nyobain trek di sini, dan gue ikutin kegiatan mereka meski cuman di starting pointnya aja.
Trek Sepeda
Penasaran? Datang aja langsung! Bisa naik kereta kok dari Bandung, turun di Stasiun Cicalengka. Keluar dari stasiun, tinggal samperin tukang ojek atau carter angkot, bilang aja, 'Bang, mau ke KW'. Naik kereta ekonomi cuman Rp1.500 (Oktober, 2014), dan kalo naik kereta patasnya cuman Rp10.500 (Oktober, 2014). Ohya, 'KW' itu sebutan yang dikenal masyarakat Cicalengka untuk Kareumbi.
Selamat menikmati suasana baru di Taman Buru Masigit Kareumbi!

1 comment: