Monday, October 12, 2015

Ingkar Janji ke Baduy

Pertama kali gue ke Baduy saat studi lapangan dari kampus. Ceritanya bisa dibaca di sini. Setelah perjalanan itu, gue berikrar untuk engga akan pernah lagi ke Baduy dibayar berapapun juga. Sumpah, ke Baduy itu melelahkan jiwa dan raga. Mental dan fisik harus benar kuat adanya, lebay ya? Tapi itulah kenyataan yang gue rasakan. Gue engga mau lagi merasakan yang namanya mesti jalan kaki naik turun bukit selama berjam-jam. Semenjak itu pula gue berubah jadi anak yang anti gunung karena apabila gue naik gunung pasti bakal merepotkan atas lamanya gue jalan.
Jembatan Menuju Kampung Baduy Dalam dari Babakan Gajeboh
Namun, ketika ada tawaran ke Baduy (lagi), gue merasa tertantang. Di itinerary, disebutkan bahwa "ke Baduy dalam cuman 45 menit". Jelas dong gue penasaran?! Secara waktu itu gue jalan ke Baduy Luar aja butuh waktu berjam-jam. Kok ini cuman 45 menit? Gue ke Baduy dengan salah satu tour operator yang menjual paket wisata Baduy. Coba aja cari "ke Baduy 45 menit" di internet.
Gue baca lagi dengan seksama itinerarynya, pintu masuknya dari Cijahe. Aneh juga, karena biasanya masuk dari Ciboleger. Makin penasaran!
Jadilah, gue berangkat ke Baduy. Ketemu sama rombongan di Stasiun Tanah Abang. Ebuset, Jakarta bener keras! Hahaha. Gue agak takut-takut gimana gitu pergi ke Jakarta apalagi ke Tanah Abang yang terkenal 'keras'nya. Untung ada teman yang menemani untuk mengantar ke stasiun.
Naik Kereta Api
Setelah berkenalan basa-basi, tibalah saatnya pergi ke Baduy. Kita harus naik kereta Kalimaya dari Tanah Abang ke Rangkasbitung, cuman butuh Rp15.000 saja. Kereta berangkat jam 09.35 dan tiba di Rangkasbitung jam 11.10, menurut jadwal. Enak sih keretanya, tapi karena gue lelah, gue engga sempat fotoin keretanya karena tidur.
Setibanya di Rangkasbitung, kami langsung diarahkan ke terminal deket situ, abang kenek elf sudah menunggu. Lalu kami pun berangkat menuju Cijahe, tapi mampir dulu di tempat makan, namanya "Ayam Gemess". Gue lupa di daerah mana, gue engga minat banget ambil foto tempatnya, makanannya mahal dan engga berasa!
Super Elf
Jalan ke Cijahe ternyata sangat sangat sangat WOW. Berlika-liku, sempit, naik turun, yah gitu deh, mana supirnya ngebut. Tapi gue tetep bisa tidur dengan nyenyak walau mesti kejedot-jedot rangka besi si elf.
Suku Baduy
Sekitar jam 3, kami tiba di Cijahe. Berbeda jauh dengan pintu masuk di Ciboleger, di Cijahe lebih 'sempit', aksesibilitas pun bener-bener kurang memadai. Gue udah berekspetasi jalan ke Baduy Dalam engga bakal sampai 45 menit tapi lebih. Baru di tanjakkan ke-1, gue udah merasa lelah, hahaha. Lalu ada lagi tanjakkan ke-2, makin merasa lelah, soalnya gue pure bawa barang sendiri, engga kayak waktu itu yang dibawain. Waktu di tanjakkan ke-2, dibilang sama akang Baduynya, "Ini terakhir kok, sisanya turunan semua". Gue pernah di-PHP-in sama akang Baduy, dibilang dikit lagi, ternyata masih panjang, tapi kali ini gue engga di-PHP-in, karena setelah tanjakkan ke-2, kampung Baduy Dalam sudah terlihat. Sungguh, 45 menit pun engga sampe, apa karena gue engga melihat jam aja kali, ya!
Trek Menuju Cikeusik
Baduy Dalam dari Perbatasan Baduy Luar-Baduy Dalam
Kang Idong
Gue pun menginap semalam di Baduy Dalam, tepatnya di Cikeusik. Di rumahnya siapa itu gue lupa, hehe. Ahe gitu ya? Kami memanggilnya 'Ayah'. Yang pasti ada Kang Ralim, Kang Juli, Kang Herman, sama siapa satu lagi gue lupa. Kang Ralim itu yang paling hits se-Baduy kayaknya.
Kang Ralim paling lucu, dia sering ngomong, "Sialan", "Buset" terus suka nutup muka kalau lagi ngelucu bercanda. Sayangnya gue engga sempat foto sama Kang Ralim.
Di hari pertama di Baduy Dalam, gue sama sekali tidak menyentuh sungai di kala yang lain bolak-balik ke sungai karena ingin pipis dan sebagainya, karena memang gue tidak ingin. Oh iya, sungai di Baduy Dalam disebut dengan "keles", gue engga paham itu sungai apa kali, yang pasti disebut "keles", mungkin orang-orang gaul menyebut "keles" karena tau dari orang Baduy, berarti gaul-an orang Baduy, ya?!
Sunrise Baduy
Tanya-tanya sama orang Baduy, katanya ada yang pernah ke Bandung, jalan kaki, ebuset! Hebat!
Setelah 2x ke Baduy, gue tetep salut sama kekuatan adatnya, mereka tetap menjunjung tinggi nilai adat mereka dengan tidak menggunakan transportasi, jadi mereka hanya boleh berjalan kaki. Tapi sebenarnya masih ada pertanyaan, darimana mereka belajar membaca di kala mereka tidak ada pendidikan formal, darimana mereka bisa SMS-an, kenapa mereka boleh menonton tv. Jawaban dari pertanyaan itu adalah "Kalau Baduy Luar engga apa-apa, kalau Baduy Dalam engga boleh", dan kegiatan-kegiatan itu mereka lakukan di luar kampung mereka.
Hari terakhir sebelum kembali ke Cijahe, kami pun ke Baduy Luar dulu dengan mengambil jalan memutar. Sebenarnya cukup "lemah" juga pas dibilang jarak tempuhnya 1 jam dan kampung Baduy Luar ada di balik bukit, masalahnya kaki gue kepentok batu jadi kuku jempol kaki gue berdarah jadi nyeri, tapi tak mengapa, gue bertekad kuat. Ternyata, cuman gitu aja, serius cuman gitu aja, cobain deh! Rutenya pendek banget.
Lumbung Padi
Di Pintu Masuk Cijahe
Buat yang penasaran sama Baduy, boleh deh cobain masuk dari Cijahe, engga beda jauh sama dari Ciboleger kok, cuman mungkin engga akan nemu jembatan akarnya aja.
Maka dari itu, dengan perjalanan ke Baduy ini, gue mengingkari janji sendiri untuk tidak ke Baduy lagi. Temen-temen gue yang mengetahui perihal gue ke Baduy pun berkata seperti ini:
"Bohong!"
"Yakin lu ke Baduy lagi setelah perjalanan kita waktu sama kampus itu?"
"Lu ga inget janji lu waktu itu? Yang ga bakal ke Baduy lagi dibayar berapapun juga?"
"Katanya lu kapok ke Baduy?"
Segala omongan tentang ketidakpercayaan atas perjalanan gue ke Baduy.
Hikmah dari perjalanan Baduy kali ini, ternyata gue bisa mengalahkan kelelahan fisik yang gue rasa dengan menguatkan diri dengan berkata "Woi, ini tuh engga seberapa sama waktu itu dari Ciboleger" dan "Ijen masih lebih berat, tapi lebih berat ke Baduy lewat Ciboleger".
Satu lagi, dengan perjalanan sendiri gabung sama orang lain, gue mendapat teman baru dengan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda.
Teman Baru
Rombongan Baduy 
Keep Traveling and Share Your Travel Experiences!

No comments:

Post a Comment