Saturday, October 03, 2015

Traveling is Sleeping

Setiap orang pasti punya makna tersendiri ketika mendengar kata "traveling".
Kalau kata Wikipedia, "Travel is the movement of people between relatively distant geographical locations, and can involve travel by foot, bicycle, automobile, train, boat, airplane, or other means, with or without luggage, and can be one way or round trip". Yang intinya adalah traveling itu adalah sebuah pergerakan dari tempat asal ke tempat lainnya yang bisa ditempuh dengan apa saja, Mungkin itu hanya definisi "kasar".
Jalan-jalan
Buat gue? Yea, traveling is sleeping. Eh, kok? Sleeping kan tidur? Gimana cerita traveling bisa jadi sleeping? Jadi gini ceritanya.....
Sepanjang perjalanan dengan teman-teman, mayoritas mereka berkata kalau gue tuh orangnya mudah banget tidur kalau lagi jalan-jalan. Di perjalanan ke mana, pasti tidur, di kala yang lain memilih untuk menikmati perjalanan memandang pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan.
Selain itu, dalam posisi apapun dalam perjalanan, gue masih bisa tidur. Misal, di bis, tempat duduknya tegak, anti-empuk, sempit, bau campur aduk, dan sebagainya, gue masih bisa tidur, dengan nyenyaknya pula. Teman gue pernah berkata, "Gila si Sapi masih bisa tidur, gue mau tidur aja susah, mesti desek-desekkan sama orang, mana supir bisnya ngebut banget."
Ketika naik bis umum ekonomi dari Banyuwangi ke Baluran, gue pun enak tidur. Perjalanan saat itu hanya memakan waktu kurang lebih 2 jam. Posisi duduk berada persis di belakang supir, gue nyenyak banget tidur, katanya.
Siap Tidur
Pernah pula, perjalanan dari Surabaya ke Banyuwangi dengan menggunakan bis umum ekonomi, gue akui, kondisi bisnya engga enak, mana udah malem, desek-desekkan, gue duduk paling pojok, sebelah gue adalah temen gue. Saat itu, sebenarnya untuk tidur memang susah, tapi gue ngantuk, gue capek, mending tidur, toh? Gue tidur lah dengan posisi duduk memeluk koper gue, membungkukkan badan gue biar kepala berasa ada bantal ke koper, dan tidur nyenyak. Curhatan temen gue, dia bilang engga bisa tidur saat itu karena posisi ga mendukung, hahahaha.
Suatu waktu, gue juga pernah ikut sailing trip ke Komodo dari Lombok. Jujur, parno banget, karena gue mempunyai ketakutan akan naik perahu karena pengalaman tidak menyenangkan di masa kecil. Keparnoan ditambah dengan berita bahwa di bulan itu (akhir tahun), gelombang laut lagi engga bersahabat. Gue menyiapkan obat tidur yang udah dibeli dari Bandung untuk dikonsumsi saat berlayar biar gue bisa tidur lelap. Pada nyatanya, gue minum obat anti masuk angin aja udah bisa tidur pulas, hahaha. Bahkan, gue ikut tidur bareng temen di dek kapal (atau entahlah namanya apa, yang pasti bukan di tempat yang disediakan), gue bisa tidur, meski terkadang terkena cipratan-cipratan air laut, gue bisa tenang tidur.
Tidur Nyenyak di Kapal
Antara Mabok Laut dan Ngantuk

Ada lagi, saat pulang dari Karimun Jawa ke Semarang dengan menggunakan kapal barang karena engga ada kapal umum yang beroperasi karena cuaca buruk. Alhamdulillah, gue bisa tenang tidur walaupun terbangun-bangun dan sedikit parno, gelombangnya bener-bener dahsyat, tidur pun bisa bergeser sendiri saking gedenya gelombang laut.
Di kereta pun gue tidak akan terlewatkan untuk tidur, apalagi kalau udah engga tau mesti ngapain lagi di kereta yang waktu tempuhnya lama banget. Pokoknya, selagi bisa tidur dan waktunya cocok untuk tidur, gue lebih memilih tidur dong.
Keuntungan dari kemudahan tidur gue adalah selagi jalan-jalan gue masih bisa merasa cukup tidur karena udah banyak tidur di perjalanan walau kadang tetep aja masih merasa kurang tidur, di kala orang lain berharap bisa semudah tidur seperti gue dalam kondisi apapun selama perjalanan.
Kekurangan dari kemudahan tidur gue adalah gue kadang menyesal melewatkan hal-hal selama perjalanan, seperti melihat sunrise saat sailing trip dan bikin temen ngambek karena guenya tidur mulu katanya.
Karena itulah, motto gue (katanya) "Traveling is Sleeping" hingga teman gue pun membuatkan kaos khusus untuk gue yang bertuliskan motto tersebut.
Traveling is Sleeping
Percaya engga percaya, gue pernah tidur di motor waktu dibonceng, saking ngantuk dan capeknya. Posisi tidur di motor? Ya tegak, dan pegangan sama belakang motor itu loh, tapi kebangun-bangun karena angin menerpa wajahku.
Ya, mau bagaimanapun juga, gue merasa cukup bangga karena bisa tidur dalam posisi dan kondisi apapun. Namun, dalam kondisi capek ataupun gimana, kalau mesti jalan, ya gue bakal jalan, kok. Kan rugi kalau jalan jauh-jauh tapi diisi sama tidur, hahaha.
Mejeng Dulu, Ah!
Kaos tersebut pun enak banget dipake buat jalan-jalan, kalau kata Bahasa Sunda tuh 'kojo', dipake terus. Apalagi tulisannya kayak cerminan diri, hahaha.
Keep Traveling and Share Your Travel Experiences!

3 comments:

  1. Kalo traveling sendiri bisa kelewatan tempat pemberhentian dong karena gada yg bangunin. Hati-hati nanti diculik kak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau traveling sendirian mah malah jadi susah tidur, tidurnya malah jd waswas karena ya itu takut kelewatan sama takut ada yang jahat😂

      Delete
  2. Saya juga termasuk tukang tidur kalau traveling, tapi kalau suasananya kurang mendukung biasanya agak susah tidur.

    ReplyDelete