Wednesday, September 16, 2015

Jalan Siang ke Tangkuban Perahu

Sekian lama tinggal di Bandung, kurang lebih 17 tahun (waduh lama juga), kalau ke Tangkuban Perahu, pasti engga pernah foto-foto. Hmmm, foto-foto, sih, tapi engga banyak dan engga menikmati spot sana-sini, foto seadanya. Waktu SMP, foto-foto tapi ya gitu deh, kebanyakkan foto narsis, bukan foto alamnya. Waktu kuliah, karena studi lapangan, engag sempet ambil foto karena diburu-buru kesana-kemari plus wajib dengerin celoteh pemandu dan tidak boleh terpisah dari rombongan. Jadilah, punya keinginan baru yaitu mesti jalan-jalan ke Tangkuban Perahu dan banyak ambil foto lalu menikmati "sepenuhnya" Tangkuban Perahu.
Suatu hari, setelah mengajak teman-teman, berhasil lah gue membawa mereka untuk menemani gue ke Tangkuban Perahu. Untungnya, mereka mau, karena teman gue berasal dari luar Bandung dan mempunyai alasan yang sama, "Tiap ke Tangkuban Perahu, pasti penuh dan engga pernah bisa foto.". Kami mengambil keputusan untuk pergi ke Tangkuban Perahu di hari kerja.
Tarif Masuk Tangkuban Perahu
Dengan harga Rp20.000,-/orang, engga begitu mahal lah ya. Namun cukup tercengang melihat tarif masuk untuk wisatawan mancanegara, mahal bingits.
Sesuai dugaan, di hari kerja dan bukan hari libur anak sekolahan, Tangkuban Perahu ini engga begitu ramai. Parkiran aja sepi. By the way, kami berangkat dari kampus kami di Jalan Setiabudhi Bandung jam 10an, sampe di Tangkuban Perahu jam 11an.
Area Parkir Tangkuban Perahu
Bukan hanya gue yang merasa senang dengan kesepian Tangkuban Perahu, tapi begitu juga dengan teman-teman gue. Takjub, ajaib, karena biasanya rame banget, hahaha. Sesepi-sepinya objek daya tarik wisata, pasti lah ada beberapa juga yang berwisata. Mau foto pun harus rela waiting list sama orang yang lagi foto di spot yang diinginkan.
Gue Menyesal Engga Foto di Sini
Kawah Ratu Tangkuban Perahu
Iseng Foto
Sebenarnya, di Tangkuban Perahu bukan hanya ada Kawah Ratu, tapi juga ada Kawah Upas dan Kawah Domas. Dulu, gue pernah ke Kawah Domas, maka dari itu gue engga lagi mengunjungi Kawah Domas. Soalnya di Kawah Domas waktu itu cuman rebus telur aja, jadi kalau dipikir-pikir lagi, ngapain lagi ke situ, hahaha. Kalau Kawah Upas, engga sempet, karena perut sudah berkumandang ingin diisi alias laper berat.
Narsis Tampak Depan
Selain kawah-kawah, ada juga Cikahuripan, yang konon katanya itu tuh dulunya Dayang Sumbi mandi di situ, ada goanya juga. Ada temen gue yang sempet jalan bentar ke Kawah Upas, tapi katanya, dia engga kuat sama bau belerangnya, jadi dia balik lagi, deh.
Masih di Area Tangkuban Perahu
Narsis Tampak Belakang
Setelah puas foto-foto yang "Instagrammable" banget ditambah perut makin berkumandang, selesai lah waktu kami menjelajah Tangkuban Perahu.
Senang? Jelas, dong! Soalnya kesampean main ke Tangkuban Perahu pas lagi sepi. By the way, kayaknya lagi banyak banget ya orang ke-Arab-arab-an yang wisata ke Indonesia, di Tangkuban Perahu juga banyak nemu orang sono tapi pake mobil plat F, waktu di Bali juga banyak liat orang sono berkeliaran, heuheu.
Tips mengunjungi Tangkuban Perahu:
  • Kunjungilah di hari kerja, yang penting bukan hari libur, selain bebas macet, juga bebas keramaian alias sepi.
  • Kunjungilah di pagi hari, biar engga banyak kabut turun, waktu mau pulang, kabut turun, kan kalau mau foto, jadi susyeh.
  • Pakai mobil pribadi alias non-elf/bus, parkir bisa di atas, bukan di bawah, heuheu, gue pake jasa Plesir Tours Bandung dan cuman ber-5, jadi pake mobil kecil, engga usah pake ontang-anting atau semacam, dan jam kunjungan bebas mau berapa jam asal engga nginep di area kawah, hahaha.
  • Telusuri lah semua area yang bisa dikunjungi di Tangkuban Perahu, jangan sampai menyesal kayak gue, kan PR harus ke sana lagi.
Keep Traveling and Share Your Travel Experiences!

No comments:

Post a Comment