Friday, November 20, 2015

Merapi Volcano Tour dari Tahun ke Tahun

Tahun 2010, Gunung Merapi meletus yang bikin heboh banget karena letusan saat itu mengakibatkan ratusan orang tewas yang salah satunya adalah Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi. Setiap Gunung Merapi akan meletus, warga pasti menunggu rujukan dari Mbah Maridjan sebagai jurunya untuk mengungsi atau tidak. Saat letusan, konon katanya Mbah Maridjan engga mau dievakuasi, beliau keukeuh tinggal dan pada akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dengan posisi sujud (CMIWW, correct me if I'm wrong).
Beberapa bulan setelah letusan Gunung Merapi, gue pergi ke Yogyakarta, sekitar bulan Maret 2011. Setibanya di Stasiun Tugu Yogyakarta di jam subuh, bingung kan mau pergi kemana dulu sebelum check-in ke hotel, ketemu sopir-sopiran di stasiun, dibawalah kami jalan-jalan, diajak ke Gunung Merapi. Rasanya excited, penasaran sama keadaan setelah letusan.
Pemandangan Selama Perjalanan, 2011
Mendekati Kawasan Gunung Merapi, 2011
Ojek Merapi
Keadaan saat itu, benar-benar subhanallah. Semuanya hampir habis. Jalanan pun rusak, apalagi sampai ke tempat yang banyak ojek untuk melihat ke area dampak letusan lebih dekat. Kata sopirnya saat itu, dengan meletusnya gunung malah tanah di sekitarnya menjadi subur. Kuasa Tuhan.
Rumah Mbah Maridjan, 2011
Dengan bermodalkan naik ojek untuk melihat lebih dekat, gue dibawa ke rumah Mbah Maridjan. Seperti yang bisa dilihat di foto, tinggal secuil itu saja. Kebayang engga, sih, kena letusan gunung kayak gimana. Ngeri.
Kemudian, tahun 2014, gue balik lagi ke Yogyakarta dan balik lagi ke Merapi. Konon katanya sudah ada Merapi Volcano Tour, diajak keliling kawasan Gunung Merapi. Penasaran, maka dicobalah. Untuk ikutan Merapi Volcano Tour, kita harus menggunakan jeep, tapi bisa juga pake ojek. Untuk ojek sendiri, gue kurang tahu berapa biayanya. Saat itu, gue menggunakan operator yang paling awal ditemukan setelah melewati gerbang masuk kawasan Merapi yang dipungut biaya. 
"Habis Sudah Semua"
Ada museum mini sisa-sisa peninggalan letusan gunung. Unik juga, sih. Entah gue baru main ke gunung (pernah meletus) atau gimana, tapi ini unik, kreatif sampe dibikin seperti ini. Isinya koleksi-koleksi warga yang masih tersisa meski beberapa ada yang bentuknya udah engga karuan.
Rombongan, 2014
Saat itu, rute yang diambil adalah rute yang medium. Rutenya kita bakal dibawa ke Museum Mini Hartaku, Bunker, Makam Mbah Maridjan, Batu Alien (seinget gue). Jalanannya berdebu banget parah, banyak truk bawa pasir apa batu, jadilah kebul.
Makam Mbah Maridjan
Yang bule itu adalah sepupu gue, ketika mereka dibawa ke makam, mereka kebingungan. Mungkin menurut mereka, "Buat apa sih ke makam?". Diberi lah penjelasan mengenai hal bahwa orang Indonesia doyan ziarah untuk mendoakan yang sudah meninggal terutama yang mempunyai peran penting di Indonesia atau di kehidupan mereka.
Rombongan Truk
Waktu dibawa ke Batu Alien, gue bingung, apanya yang alien. Begitu juga para bule, mereka bingung, batu apaan sih sampe sebegitunya istimewa. Pemandu memberitahukan kenapa batunya disebut batu alien, karena membentuk wajah manusia. Ampun! Pemandu memberitahukan letak-letak telinga, mata, hidung, dan mulut di batu tersebut. Gue bengong. Sungguh, gue tidak melihat kesemua itu. Hahahaha. Memang orang Indonesia tuh kreatif banget.
Batu Alien, Katanya
Sepulang dari Merapi saat itu, saking kebulnya, rambut gue sampe engga berbentuk alias keras banget saking banyak debu nempel di rambut padahal rambutnya diikat. Suasana saat itu juga sepi, karena lagi bulan puasa juga, orang lain menghindari jalan-jalan, lah gue malah jalan-jalan di bulan puasa. Ramenya malah sama truk bukan sama wisatawan.
Tahun 2015, lagi-lagi gue ke Yogyakarta. Sungguh, bukan sombong atau gimana, hampir tiap tahun Yogyakarta adalah tujuan perjalanan. Tapi kali ini, bukan untuk jalan-jalan melainkan untuk datang ke undangan pernikahan temen. Sambil menyelam ya minum air, sekalian jalan-jalan, gue ajak lah pasangan mengunjungi Merapi. Kami ambil rute medium dan memilih Kalikuning dibandingkan makam Mbah Maridjan seharga Rp400.000. Harga tersebut adalah harga satu jeep dan satu jeep kapasitas maksimalnya adalah 6 orang, tapi kalau sempit-sempitan engga enak, sebagaimana pengalaman di tahun 2014. Karena gue pernah merasakan naik jeep ke Merapi, jadi gue merasa biasa saja apalagi rutenya sama kecuali yang Kalikuning (sombong), yang luar biasa karena perginya sama pasangan, hahaha.
Kalikuning
Bunker
Area Bunker
Di trip kali ini, gue merasa ada yang berbeda. Gue bayangkan dari pertama banget gue datang ke Merapi, perbedaannya sangat jauh, bahkan dari tahun 2014 ke tahun 2015. Perbedaan yang gue rasakan adalah:
  1. Kondisi jalan semakin membaik untuk sampai ke pintu awal Merapi, tapi seterusnya tetap bolong-bolong atau memang tidak dirawat saja, gue tidak tahu.
  2. Pertama kali ke Merapi dibawa ke lokasi rumah Mbah Maridjan tapi kunjungan ke-2 dan ke-3 malah engga, apa gue kurang mendengarkan kata pemandu, bisa jadi, sih. Mungkin dibawa ke rumah Mbah Maridjan, tapi kondisinya sudah berbeda.
  3. Pohon-pohon mati sudah berganti menjadi pohon-pohon subur.
  4. 2014, di bunker belum ada papan tulisan "Bangker", 2015 sudah ada.
  5. Tahun ke tahun kayaknya makin rame, terakhir ke Merapi rombongan yang gue lihat bisa sampai 30 jeep, entahlah, pokoknya banyak banget, semoga saja kelestariannya tetap terjaga.
  6. Pertama kali ke Merapi, jeep malah engga ada sama sekali, apalagi motor trail, sekarang kayak jamur, banyak banget.
  7. Tahun 2014, batu alien yang disebut menyerupai wajah manusia beda angle dengan yang diberitahu di tahun 2015, entah mana yang benar.
  8. Truk-truk sepertinya sudah diatur sedemikian rupa agar tidak bentrok dengan jeep-jeep yang berseliweran, karena di tahun 2014, gue sempat mengalami macet karena berada di jalur antrian truk yang super panjang lagi antri buat ambil pasir.
  9. 2014, belum ada papan tulisan "Musium Mini Hartaku" di bangunan rumahnya, 2015 sudah ada.
Penasaran? Datang saja langsung untuk mencicipi Merapi Volcano Tour. Aksesibilitas menuju Gunung Merapi gampang banget, kok! Arahin aja ke Kaliurang, ikutin jalan lurus terus sampai nanti ada petunjuk ke Kaliadem, bahkan ada petunjuk Merapi Volcano Tour. Kalau nyasar, ya apalagi, gunakan GPS alias Gunakan Penduduk Sekitar.
Batu Alien, 2015
FIRST!
Dengan telah tiga kali gue mengunjungi Gunung Merapi, gue merasa bangga bisa berfoto dengan bangkai mobil bekas terkena letusan gunung. Apalagi sepertinya jarak gue dengan Gunung Merapi tidak terlalu jauh.
Dengan telah tiga kali gue mengunjungi Gunung Merapi, gue makin yakin bahwa orang Indonesia itu super kreatif, apapun bisa dijadikan obyek daya tarik wisata, semacam batu alien. Meletusnya Gunung Merapi pun, gue melihatnya sebagai berkah, karena setelah meletusnya Gunung Merapi, warga sekitar malah terbangun untuk menjadikannya sebagai daya tarik wisata, menjadi berkah bagi mereka sendiri setelah bencana tersebut. Gue pun makin yakin juga bahwa orang Indonesia banyak penganut wisata mainstream, satu ke sana, semua ikut ke sana, gue termasuk salah satunya, hahaha.
Semoga saja dengan makin banyak obyek daya tarik wisata di Indonesia dan wisatawan banyak berkunjung tidak melupakan untuk ikut turut serta menjaga kelestarian alamnya, keseimbangan alam, yang berhubungan dengan alam. Hukum alam berlaku.
Keep Traveling and Share Your Travel Experiences!

1 comment:

  1. Yuk Kak Kunjungi Wisata Jeep Merapi Yogyakarta Dalam Liburan Anda. Wisata Naik Jeep Mengelilingi Kawasan Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 Dimana Anda Akan Diajak Mengunjungi Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, Bungker Dan Bekas Rumah Mbah Maridjan.

    Kami WISATA JEEP MERAPI Melayani :
    WISATA JEEP RUTE PENDEK
    WISATA JEEP RUTE MEDIUM
    WISATA JEEP RUTE LONG
    WISATA JEEP PAKET SUNRISE

    Reservasi WISATA JEEP MERAPI :
    Telepon/SMS/Whatssap : 081915537711 (XL)
    Telepon/SMS : 082137676966 (TELKOMSEL)
    PIN BBM : D283472C – 51843E1D
    Wisata Jeep Merapi tariff Mulai Rp. 350.000/jeep (Fasilitas : Jeep+BBM+Driver, Asuransi, Tiket Masuk Objek Wisata, Masker, Dibantu Dokumentasi)

    Basecamp : Jl. Bebeng Kaliadem, Krangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta

    ReplyDelete