Tuesday, May 17, 2016

Keterkaitan Antara Guha Pawon dan Stone Garden Padalarang

Semenjak pertama kali Stone Garden Padalarang menjadi booming di kalangan para -yang ngakunya- traveller, gue penasaran dong. Apa yang membuat Stone Garden Padalarang menjadi populer? Kalau lihat dari hasil perkepoan foto-foto orang di Stone Garden Padalarang, cuman sekumpulan batu biasa. Kebanyakkan hanya menikmati pemandangan dan yang penting bisa foto tanpa mengetahui seluk beluk sejarah terbentuknya Stone Garden Padalarang.
Alhamdulillah, gue diberikan kesempatan berkunjung ke Stone Garden Padalarang bersama -anggap saja- 'gegedug' Padalarang, namanya Verani. Dia mengambil topik skripsi mengenai Guha Pawon, maka dia sangatlah familiar dengan Guha Pawon, begitu pula dengan Stone Garden Padalarang. Lokasi Guha Pawon sendiri terletak tidak berjauhan dari Stone Garden Padaralang. Niat awal hanya mengunjungi Guha Pawon untuk suatu proyek tertentu, tapi disambi dengan juga mengunjungi Stone Garden Padalarang.
Aksesibilitas menuju Guha Pawon mudah, kok. Di Google Maps juga ada rutenya, cuman kalau nyetir sendiri harus apal sama gerbang jalan masuknya. Gue mesti putar balik arah karena engga hapal gerbang jalan masuk ke Guha Pawon karena teman gue lupa menginformasikan bahwa gue mesti belok kanan (dari arah Bandung). Bis tidak disarankan masuk ke akses jalan Guha Pawon, engga muat.
Guha Pawon
Sempet bingung, kenapa namanya 'Guha' dan bukan 'Goa' atau 'Gua' seperti pada umumnya. Pemandu gue, Verani, mengatakan bahwa 'Guha' adalah Bahasa Sunda dari 'Goa' atau 'Gua'. Percaya aja deh sama 'gegedug' Padalarang. Saat itu gue mengunjungi pada saat hari kerja, jadi tidak ada pungutan biaya masuk dan keadaan super sepi. Alhamdulillah, saat gue berkunjung ke Guha Pawon, pengelola Guha Pawon, Ibu Yeti, sedang berada di tempat, padahal biasanya kalau mau bertemu dengan beliau harus janjian dulu dan biasanya beliau hanya bisa pada saat weekend. Jadilah kami pun mengobrol mengenai proyek yang gue rencanakan yang berhubungan dengan ekowisata demi keberlangsungan atraksi wisata dan disambut baik oleh beliau. Beliau mengajak kami untuk ikut program yang akan mereka jalankan yaitu program penanaman 200 pohon secara serentak di area Guha Pawon yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2016, yuk atuh ikutan! (Promosi, hahaha).
Tangga Menuju Guha Pawon
Goa-goa
1st impression, cool! Kata Verani sang 'gegedug', jadi dulunya Guha Pawon ini adalah rumah manusia purba. Juga di Guha Pawon ini ada batu berbentuk karang seperti karang yang ada di laut karena dulunya Guha Pawon itu adalah danau purba. Arti 'Pawon' sendiri adalah kelelawar dalam Bahasa Sunda dan memang Guha Pawon ini sarang kelelawar.
Jendela Rumah Manusia Purba
Keren banget! Di situ ada bebatuan (coba zoom, deh) semacam karang di laut, keren ya? Kebayang danaunya dulu sedalam apa, apalagi kalau sudah melihat jendela tersebut. Wiih, kece.
Cahaya Surga
Nah, untuk lubang goa ini, katanya di atas Guha Pawon ini adalah Stone Garden Padalarang. Yang asalnya gue engga mau ke Stone Garden, jadi penasaran ingin ke sana untuk mencari tahu letak si lubang goa tersebut.
Cahaya Surga Lainnya
Lubang di atas goa itu, menurut gue adalah tempat tidur si manusia purba. Hahaha. Anehnya, ada aja orang yang 'iseng' memanjat ke atas untuk 'sekedar' meninggalkan jejak dengan cara menulis di dinding goa. Heran dengan perilaku seperti itu.
Setelah puas menikmati Guha Pawon, gue ingin ke Stone Garden. Ada 2 cara untuk ke Stone Garden dari Guha Pawon:
  1. Naik kendaraan menuju Stone Garden dari Guha Pawon.
  2. Naik tangga ke atas yang sudah ada rutenya ke Stone Garden, tapi medannya cukup berat bagi orang yang engga kuat jalan seperti gue
Karena males dengan jalan kaki, gue memutuskan untuk lanjut dengan kendaraan menuju Stone Garden. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Guha Pawon, hanya medannya bebatuan yang menyebabkan gue deg-deg-an setengah mati nyetir mobil sedan dengan medan jalan seperti itu.
Stone Garden Geo Park
Wih, baru masuk udah disambut dengan pemandangan seperti itu, berasa di Jurassic Park. Kembali ke zaman batu. Kalau dari parkiran mobil, Stone Garden berasa jauh banget, tapi kalau dijalani ya biasa saja.
Fosil Ikan Purba
Pertama lihat batu ini, pikiran gue langsung melanglangbuana kepada zaman batu dan langsung nebak ini adalah fosil ikan purba. Tapi yang pasti bukan fosil beneran, hanya menyerupai. Tergantung imajinasi masing-masing, ya.
Cool View
Sampah Bertebaran
Tempat wisata alam bukan berarti bisa buang sampah di alam. Sayang sekali masih banyak ditemukan sampah di tempat terbuka seperti ini. Padahal, sebenarnya membawa sampah hingga menemukan tempat sampah bukanlah hal yang sulit, kan? Lagipula, di Stone Garden pun disediakan tempat sampah.
Rasa penasaran untuk mencari lubang yang menembus Guha Pawon pun mendadak hilang karena cuaca sudah mendung dan waktu sudah menuju malam. Maka, pulanglah kami kembali ke Bandung.
Tips dan saran mengunjungi Guha Pawon dan Stone Garden:
  1. Gunakan sepatu/sendal outdoor, yang penting bukan sendal/sepatu flat untuk jalan-jalan apalagi high heels.
  2. Kalau bawa sampah, jangan langsung dibuang sembarangan, simpanlah sampahnya terlebih dahulu, dibuang kalau menemukan tempat sampah. Hal sederhana yang dapat menjaga kelestarian atraksi wisata kebanggaan. Adab merokok pun begitu, jangan buang puntung rokoknya sembarangan, kalau kebakaran, repot dong.
  3. Jangan naik-naik ke atas batu yang tinggi-tinggi, sejago apapun kamu, minimal ada pemandu yang dapat menginstrusikan dan kenal dengan lokasi. Kalau jatuh, yang repot semua orang.
  4. Jangan coret-coret di dinding/batu alam, bukannya memperindah malah mengotori.
Sebenarnya, agak khawatir juga dengan populernya Stone Garden. Apalagi setelah mengetahui bahwa Stone Garden sesungguhnya terletak di atas Guha Pawon. Bayangkan, kalau semakin banyak yang mengunjungi Stone Garden, bisa jadi tanahnya 'turun' ke bawah dan Guha Pawon jadi 'tenggelam'. Juga, dengan adanya pabrik kapur, mereka terus menggerus alam demi keuntungan mereka, entahlah apabila masyarakat lokalnya pun diberi keuntungan juga dengan adanya pabrik kapur. Yang pasti, hukum alam berlaku.
Keep Traveling and Share Your Travel Experience!
Berasa di Zaman Batu

No comments:

Post a Comment