Source: Foto Pribadi @shafiraira |
Source: http://theport.stayquarters.com/ |
- Ada Queen Capsule. Ingin penginapan yang ada sarapan pagi, kalau di hotel engga bakal dapet, hemat intinya, sih.
- Lokasinya cucoks. Ke Merlion tinggal jalan (ini penting karena -katanya- belum ke Singapura kalau belum ke Merlion, haha). Terletak di antara 2 stasiun MRT, jaraknya pun tidak terlalu jauh. Tapi, gue sarankan keluar-masuk lewat jalur Raffles Place aja kalau mau ke sini. Ke Clarke Quay masih rada jauh, kecuali kalau doyan jalan sekalian jalan-jalan.
- Harga tidak berbeda jauh dengan hotel yang sebelumnya hendak dipilih. Harga hotel yang sebelumnya sekitar Rp500.000++, sedangkan di hostel ini untuk bed berdua, kami mendapat harga sekitar Rp1.318.000-an untuk 3 malam. Lumayan daripada lumanyun.
- Di pikiran saat memilih tempat ini, "Deket tempat gaul Singapura (by the river), gampang cari makan.". Emang, sih, tempat hangout para expatriat Singapura, tapi ragu akan kehalalannya dan isi dompet, ujung-ujungnya fastfood, hahaha!
- Dilihat dari fasilitas, sih, oke. Baru buka di tahun 2015, harapannya engga nemu yang lapuk-lapuk. Alhamdulillah-nya emang keliatan banget barunya.
Setibanya di Singapura (di MRT Raffles Place), dengan panduan dari website hostel bagaimana menemukan hostelnya, tanpa nyasar, kami pun tiba dengan selamat di hostel. BTW, tips cari letak hostel di Singapura, lihat gedung bagian atasnya, jangan terpaku dengan bagian depannya (bawahnya), rata-rata bagian depannya (bawahnya) itu toko atau kios, hostel terkadang berada di lantai atas dari toko atau kios tersebut. Sign hostel pun selalu berada di lantai atasnya, seperti pengalaman waktu pertama kali backpacking ke Singapura, letak hostel di Chinatown, bingung engga nemu si hostel padahal katanya cuman 5 langkah dari pintu keluar MRT Chinatown, sedangkan di lorong jalan itu penuh sama tukang jualan. "Di mana si hostelnya?", pikirku saat itu. Saat melongok-longok ke atas, "Lah itu ternyata, daritadi capek nyariin, deket pisan dari MRT ini mah.". Tapi ada juga, kok, yang langsung di bawah. Yang penting, jangan malas baca website hostelnya, karena suka ada penjelasan letak hostelnya, biar engga wasting time nantinya ketika cari letak si hostel tersebut.
Source: http://theport.stayquarters.com/ |
Sampai di resepsionisnya, kami diberitahu peraturan hostelnya bahwa kami tidak boleh makan maupun minum di kamar, kecuali minum air putih, masih boleh. Gue lihat sekeliling ruangannya, leh uga pemandangannya. Tapi, kecil banget ruangannya kalau untuk sarapan pagi. Kalau habis menggunakan peralatan makan/minum, harus cuci sendiri, self service gitu, deh. Foto yang gue ambil ini sepertinya foto lama, karena di pojok kanan dekat tempat duduk belum ada wastafel untuk cuci piring dan tangan.
Source: http://theport.stayquarters.com/ |
Setelah mendapat kunci kamar, kami diantar menuju kamar kami yang terletak di lantai 3. Cukup melelahkan untuk naik tangganya (lebay). Sebelumnya, kami ditunjukkan dimana letak kamar mandi dan di mana kami bisa 'nongkrong' untuk sekedar minum ataupun makan.
Source: http://theport.stayquarters.com |
Source: http://theport.stayquarters.com/ |
Kami diberitahukan bahwa kami bebas menggunakan komputer di pojokkan. Di foto yang gue ambil dari websitenya pun belum ada tempat setrika. Di sini, kita bisa nyetrika baju sendiri tanpa biaya tambahan (CMIIW), Ada juga mesin cuci, tapi sekali cuci harus bayar sekian dolar, sekitar $10 (bisa jadi kurang) kalau tidak salah, yang pasti, mahal!
Source: http://theport.stayquarters.com/ |
"Wih, lucu juga.", first impression atas kamarnya yang suppppah-cute, in my honest opinion. Loker di bawah bednya juga lucu dan luaaaaaaaaaaaaaaaaaaassssssssssssss ke dalam.. Orang juga bisa tidur di situ, tapi kemudian susah nafas, hahahaha, Di dalam capsule-nya, ada semacam tempat buat nyimpen laptop ataupun handphone (seperti di foto). Amazing-nya, ternyata plugnya mereka itu udah internasional, jadi engga perlu bawa plug tipe kaki tiga.
Source: Foto Pribadi @shafiraira |
"Kok kebuka gitu, sih, bed-nya?", mungkin pikiran itu terlintas, eh apa engga? Yang pasti, ada tirainya, kok. Jadi tetep ada privasi dan pastinya tidak tembus pandang dari luar selama lampunya mati. Kalau lampunya nyala dan tirainya ditutup, ya keliatan lagi ngapain di dalamnya.
Kamar mandinya juga bersih dan ada 4 kamar mandi, lumayan lah. Ada air panasnya juga, walaupun sesungguhnya menurut gue air panas tidak dibutuhkan karena cuacanya udah panas. Oh iya, buat para wanita yang khawatir rambut basah habis keramas tapi pengen cepet jalan-jalan, di hostel ini disediakan hair dryer di lounge-nya, gratis! Selain itu, isi ulang air minum juga gratis, disediakan di hostel ini! Seneng, kan, denger yang gratis?
Akhir dari cerita ini, semoga cerita ini bermanfaat.
Keep Traveling and Share Your Travel Experiences!
CHEERS! |
Hi kak, mau tanya. Waktu di the port berapa orang kak dalam 1 kamar besar itu? trims
ReplyDeletewah maaf nih baru baca.. kalau dalam 1 kotak ya 1-2 orang, tapi 1 kamar itu kayaknya bisa sampe 20 orang sih. cek aja di webnya https://www.beathostel.co/book-a-room dia udah berubah nama juga..
Delete