Monday, May 11, 2015

Jalan Akhir Pekan ke Malang

Sebagai orang Bandung, kadang males menghabiskan waktu akhir pekan di Bandung. Kenapa? Engga jauh alasannya dari macet. Bandung tuh kalau akhir pekan super macet, bikin males kemana-mana, tapi kalo engga kemana-mana, di rumah pun bosan. Kalau pergi ke kota sebelah, pasti ada bosannya juga karena sama-sama macet. Gue punya ide, cobain jalan akhir pekan ke Malang. Engga usah gitu banyak keluar biaya, kok.
Kemarinan, gue sempet nyobain ke Malang di akhir pekan.
Stasiun Malang
Namun sesungguhnya, sebelum ke Malang, gue sempetin ke Yogyakarta dulu, semacam transit biar engga gitu cape. Cuman, kalau kita ambil langsung ke Malang juga memungkinkan kok. Dari Bandung, kita bisa naik kereta Malabar, berangkat dari Stasiun Bandung pukul 16:50, tiba di Malang pukul 09:01 keesokkan harinya. Harga tiket kereta bisa dilihat di website Kereta Api Indonesia. Kalau mau hemat, sih, ya pake kelas ekonomi di harga Rp250.000, walau pada sesungguhnya dengan harga segitu pun agak mahal.
Dengan jadwal kereta yang seperti itu, kita bisa milih berangkat di hari Kamis, atau Jumat kalau ingin ada keliling sebentar di Malang dan sekitar.
Malioboro Ekspress Kelas Ekonomi
Bapak-bapak Pemeriksa Tiket
Gue waktu itu sampe di Malang di Jum'at sore dari Jogja. Cape banget. Malamnya nyempetin ke Toko Oen yang super hits. By the way, gue memilih penginapan di Splendid Inn, lokasinya deket dari stasiun, tinggal jalan kaki sekitar 1 km. Kamarnya juga luaaaaaaaaass banget, tapi harganya terjangkau banget. Informasi tentang Splendid Inn bisa dicek juga di Agoda, terkadang, online travel agent memang dibutuhkan di waktu mepet, tinggal klik, confirmed, bayar, beres, meski kita baru melakukan pemesanan beberapa jam sebelum kita check-in.
Toko Oen
Narsis dulu, kak!
Lokasi Toko Oen pun engga gitu jauh dari Splendid Inn. Dikarenakan belum mendapatkan kendaraan untuk disewa, malamnya, gue jalan kaki ke Toko Oen, jalannya memang agak menyeramkan, karena gelap, ditambah gue baru sadar pas jalan pulang kalau ada kuburan deket situ. Sempet bingung, dimanakah letak Toko Oen ini, ternyata dia ada di belokan banget dan kurang keliatan. Di Toko Oen, gue pesen ayam goreng mentega, yang gue kira porsi seorang, ternyata porsi beberapa orang, untungnya enak, bumbunya nyerap sampe ke dagingnya, biasanya kan cuman bagian luar aja rasa bumbunya. Lalu, gue juga pesen banana split, rasanya? Ya gitu aja, engga beda jauh sama banana split di tempat lain. Jadi, pada intinya, gue engga tau, yang sebenarnya dicari sama orang-orang di Toko Oen itu apa. Hehehe. By the way, di sini mereka jual babi, mungkin bagi yang engga boleh icip babi, kurang cocok atau bisa dipikir lagi untuk makan di sini. Harganya? Cocok kalau ada budget tambahan, lumayan nguras dompet, hahaha.
Taman Balaikota Malang
Gedung Balaikota Malang
Besoknya, sembari menunggu motor sewaan, gue memilih nyobain ke taman di seberang hotel. Bagus. Terawat. Banyak pula orang yang main di sini. Lelah menanti, balik lagi ke hotel, dan memilih nunggu di lobby hotel. Perjalanan selanjutnya, menuju Batu. Penasaran banget sama Jatim Park 2 dan Museum Angkut. Perjalanan dari hotel ke Batu, kurang lebih memakan waktu 40 menit. Gampang, kok, menuju Batu, banyak petunjuk jalannya kalau memang misalnya tidak menggunakan GPS. Asalkan, kamunya juga jeli melihat petunjuk jalan, kalaupun nyasar bisa menggunakan GPS manual alias "Gunakan Penduduk Sekitar".
Karena gue berkunjung di akhir pekan, harga tiket masuk ke Jatim Park 2 itu Rp105.000/orang. Dengan harga segitu, bener-bener engga menyesal, deh!
Kura-kura Raksasa!!
Lucu banget!
Ada Berang-berang
Galapagos
Meerkat
Sungguh, gue merasa bahagia bisa ke sini. Hewan-hewannya unik! Meerkat yang biasa gue lihat di animasi Lion King, gue bisa lihat langsung di sini. Singa yang biasa gue lihat dari jauh dari mobil, di sini berasa deket banget. Melihat berang-berang lagi berenang aja gue bahagia. Lucu-lucu banget hewan-hewannya di sini. Wajib banget untuk dikunjungi! Siapin kaki yang kuat untuk keliling di sini, sungguh, lumayan capek, tapi BAHAGIA.
Selesai dari Batu Secret Zoo, disambung ke Museum Satwa. Keluar dari Batu Secret Zoo, ada petunjuk untuk ke Museum Satwa.
Display Museum Satwa
Museum Satwa, menurut gue engga begitu jauh berbeda dengan museum yang ada di film Night at the Museum. Keren, sih, tapi gue kurang tertarik, jadi gue cuman sekedar numpang lewat di sini. Menarik atau tidaknya, kembali lagi pada preferensi masing-masing.
Selesai dari Museum Satwa, lanjut ke Museum Angkut, yang katanya keren banget (juga). Lokasinya engga begitu jauh dari Jatim Park 2, ada petunjuknya juga. Tenang, di sini ramah wisatawan, karena semuanya ada petunjuk jalan menuju tempat-tempat wisatanya. Harga tiket masuk Museum Angkut di akhir pekan adalah Rp90.000, itu termasuk ke Topeng D'Kingdom. Kalau tanpa Topeng D'Kingdom, cuman Rp80.000.
Salah Satu Display di Museum Angkut
Ekspetasi gue akan Museum Angkut ini sungguh besar, waktu masuk dan lihat pajangan-pajangannya, langsung mengerutkan dahi. Tidak sesuai ekspetasi, waktu masuk, disuguhi pemandangan mobil-mobil, kendaraan-kendaraan kayak pameran mobil. Gue engga begitu paham, apa kerennya. Lanjutlah ke lantai 2, oke, masih sama kayak baru masuk, semacam pameran. Seiring berjalan menyusuri museum, ternyata museum ini luaas banget.
Sisi Lain Museum Angkut
Abaikan Muka Capek
Ternyata masih banyak sisi-sisi lain dari Museum Angkut. Bener-bener dibutuhkan kaki yang kuat untuk melangkah dan mood yang stabil untuk foto-foto. Karena kelelahan, gue engga begitu sanggup mengambil banyak foto dan keliling sisi lain dari Museum Angkut. Selain kelelahan, mengejar waktu istirahat untuk persiapan ke Bromo, ditambah cuaca mendung, takut kehujanan di jalan. Selesai menyusuri Museum Angkut, pulanglah menuju hotel, namun penasaran akan bakso malang, lalu diputuskan untuk mencoba Bakso President, karena lokasinya engga begitu jauh dari hotel. Apalagi, sempet kena hujan deras di perjalanan. Mau engga mau, harus pintar membagi waktu untuk ke sana ke mari.

Bakso President ini terletak di Jalan Batanghari. Awalnya, gue tidak menyangka bahwa letak tempat makannya benar-benar di pinggir rel. Lagi-lagi, gue tidak sempat mengambil foto baksonya, hahaha, takut hujan. Untuk rasa? Gue engga begitu demen sama bakso, jadi gue merasa, rasanya engga begitu jauh sama bakso biasanya. Mungkin referensi rasanya bisa dilihat dari orang lain yang demen makan. Harga cocok lah buat dompet mahasiswa.
Sepulang dari Bakso President, sore hari, dan kena derasnya hujan, istirahatlah gue di hotel. Perjalanan menuju Bromo akan dimulai pada tengah malam. Gue membeli paket Bromo dari Plesir Tours seharga Rp300.000. Males juga, sih, nebeng sana-sini atau ala-ala backpacker lainnya. Hehehe.
Jam 12 malam, dijemput di hotel, masih jemput tamu lainnya. Sekitar jam 3, baru tiba di pintu Bromo, dan rame banget sama orang!! Ya mending, sih, rame sama orang, kelihatan, lah kalau kagak kelihatan? Haha garing. Sampai di Pananjakan pun, udah banyak banget orang nangkring cari spot buat sunrise. Orang-orang foto selfie, flash kamera bertebaran. Entahlah, gue, sih, jadi kurang menikmati. Mungkin ada yang punya spot lain, mohon dibagi. Yang pasti, DINGIN BANGET!! Gunakanlah jaket yang sekiranya menghangatkan. Ohya, jangan lupa bawa bantal leher, di perjalanan enak buat tidur biar engga kejedot jendela mobil atau kepala gerak-gerak pas tidur, hehe.
Ramenyoooooo
Para Pencari Sunrise
Hai, Bromo!
Subhanallah. Kelihatan dari jauh, tuh, kecil. Tapi, kalau udah mendekat, besar sekali!


Rombongan Bromo
Gunung Batok
Menuju Kawah Bromo
Setelah photostop, akhirnya tiba di highlightnya, Kawah Bromo. Dari parkiran mobil, kita bisa milih naik kuda sampai tangga ke Kawah Bromo lalu jalan naik tangga menuju kawah, atau jalan kaki dari parkiran sampai kawah. Pilihan di tangan Anda. Gue memilih jalan kaki, karena naik kuda itu mahal, sekalian tes fisik. Ada 2 pilihan menuju kawah setelah berada di kaki kawah gunungnya, melalui tangga, atau melalui jalur "tanjakan" tanpa tangga yang ada di sebelah kiri. Lewat tangga ramai, dan jalur "tanjakan" tampak mudah, dipilihlah jalur "tanjakan".
Kawah Bromo
Gila! Kirain bakal mudah naik gunung, padahal ini tuh masih mudah, tapi gue merasa lelah banget kebangetan. Memang benar dibutuhkan mental yang kuat untuk naik gunung. Gue tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata untuk mendeskripsikan apa yang dirasa selama naik gunung, yang pasti gue merasa gagal menjadi traveler, hahaha. Gue takut ketinggian. Capek banget sungguh untuk mencapai kawahnya. Sampai di kawah pun, gue hanya bisa duduk, kaki gue lemes, mau gerak, takut jatuh karena takut ketinggian. Turun dari kawah pun padahal tinggal modal ngegelosor (gue bingung bahasa yang tepatnya apa), tapi gue tetap saja takut jatuh. Untung ada partner yang setia mendampingi meski gue paham bahwa dia kesel melihat gue, hahaha!

Engga kuat jalan menuju parkiran, enak naik kuda, Rp80.000, apa Rp50.000, gue lupa. Mas-mas kudanya baik, mau fotoin. Jadi, engga ketinggalan, deh, punya foto naik kuda di Bromo. Puas di kawah, lanjutlah ke pasir berbisik. Lokasinya engga begitu jauh dengan kawah, kebetulan atau memang selalu begitu, saat gue ke sana, kabut lagi turun, tebel banget, keren!
Pasir Berbisik
Puas berfoto dan mengambil video di pasir berbisik, dilanjutlah ke bukit teletubbies. Kayaknya, dimana-mana, selama bukitnya berwarna hijau dan banyak bukit, disebutnya bukit teletubbies. Waktu di Lombok, nemuin bukit, gue menyebutnya pun bukit teletubbies. Di Pulau Komodo pun begitu, ada bukit, disebut bukit teletubbies. Indonesia, begitu kaya akan bukit teletubbies.
Bukit Teletubbies
Kata mbak pemandu, kalau di pertengahan tahun, atau di awal tahun, warna tumbuhan, baik bunga maupun rumputnya, yang ada di sini tuh keren. Semacam wallpaper di komputer/laptop kita. Kebayang, dong? 
Waktu menunjukkan pukul 12 siang, dan gue masih berada di Bromo. Jadwal kepulangan gue ke Bandung dengan kereta adalah pukul 3. Deg-deg-an, campur aduk, takut engga keburu, karena kalau engga keburu, otomatis mau engga mau, harus tambah semalam di Malang. Kata mbak pemandu, perjalanan dari Bromo ke Malang cuman setengah jam sampai 45 menit. Agak enggak percaya, karena semalam saja perjalanan berasa jauh.
Percaya engga percaya, jam 1 sudah berada di hotel. Ternyata, dekat. Bergegas mandi, beres-beres, nelpon mas-mas yang punya sewa motor, dan bayar late check-out. Alhamdulillah, semuanya tepat pada waktunya. Gue bisa kembali ke Bandung tepat waktu.

Berikut estimasi biaya untuk perjalanan akhir pekan ke Malang dari Bandung:
Tiket kereta ekonomi Malabar PP: 2 x Rp250.000 = Rp500.000/orang
Jatim Park 2: Rp105.000/orang
Museum Angkut: Rp80.000/orang
Bromo Tour: Rp300.000/orang
Bensin: Rp20.000
Sewa motor: Rp70.000/24 jam
Penginapan: Rp280.000/malam = 2 malam x Rp280.000 = Rp560.000 (Splendid Inn)
Late Check-Out: Rp70.000 (perkiraan, seingat gue)
Jadi, kalau misal kita hanya berdua, seorang akan mengeluarkan kurang lebih Rp1.345.000/orang, engga berbeda jauh dengan ke kota sebelah Bandung, kan?
Untuk biaya makan, engga gue masukkin ke dalam estimasi biaya, karena untuk makanan pasti harganya bervariatif.

Selamat berlibur!




No comments:

Post a Comment