Friday, May 29, 2015

Jalan-jalan Jauh Naik Motor

Hal tergila apa yang pernah kalian lakukan selama melakukan perjalanan, terutama dalam hal perjalanan wisata? Apakah tidak membawa uang sama sekali tapi kalian masih bisa survive selama perjalanan tersebut? Nekat ngobrol sama wisatawan lain baik bule maupun lokal terus kalian semacam pacaran singkat?
Hal tergila yang pernah gue lakukan dan akui itu adalah gila adalah pergi ke Lombok dari Bali dengan menggunakan motor. Ceritanya, sih, merayakan beresnya masa job training di Bali.
Beato
YEAH! Hidup biker! Kalau diliat dari jarak Bali ke Lombok, sih, ya cuman sekitar 128km. Lokasi awal gue di Bali yaitu di Jimbaran, jadi ya sekitar 128 km itu. Setelah mengalami kegalauan sebelum berangkat, akhirnya, diputuskan berangkat dengan motor kesayanganku. Perginya tentu engga sendiri, karena gue punya partner yang mau diajak susah selama perjalanan.
Sebut saja dia Yol
Yol ini temen kampus, beda program studi, sama-sama ditempatkan di Bali selama job training. Untungnya dia mau diajak 'gila' naik motor berdua doang. Makasih, ya, Yol!
Kondisi Awal Berangkat
Setelah yakin siap akan persiapan, berangkatlah kami pagi sekitar jam 9 menuju Pelabuhan Padang Bai di timur Bali. Kami hanya bermodal petunjuk jalan di Bali yang alhamdulillah sangat berguna, karena tidak membingungkan dan benar-benar mengantar kami ke tujuan yang sesungguhnya.
Sebenarnya, gue orangnya engga bisa dan engga berani bonceng orang kalau naik motor, tapi demi perjalanan gila ini, gue rela bonceng orang, jauh pula, kan! Bener-bener di luar zona nyaman banget. Tentu saja selama perjalanan, gue merasa tegang. Gimana ga tegang? Gue naik motor pelan, tapi selama perjalanan menuju Padang Bai banyak truk dan bus ngebut, gue merasa mau terbang tiap dilewati truk maupun bus. Sungguh, gue tegang, tangan gue jadi gampang pegel kalo tegang ngendarain motor.
Antri Masuk Kapal Feri
Kondisi Di Padang Bai
Sempet bingung sama jalur motor, tapi untung bingungnya engga kelamaan. Kami pun bayar di loket, sebesar kurang lebih Rp110.000/motor. Gue lupa, karena sekarang tarifnya udah berbeda lagi. Nunggu masuk kapal pun agak lama, karena mesti nunggu kapalnya berlabuh dulu, terus belum kendaraan-kendaraan yang di dalamnya pada keluar. Mana panas banget. Makin panas karena orang-orang sekitar pada ngeliatin kami, naik motor, cewe, dan plat motor D.
Sampai Jumpa, Padang Bai!
Suasana Pelabuhan Padang Bai
Pemandangan di Tengah Laut 
Suasana Dek Kapal Atas 
Sebenarnya, gue sempet bingung waktu mesti markirin motor di kapal, karena cuman bisa standar biasa. Untung ada bapak-bapak baik bantuin markirin.
Kami pun memilih posisi kursi di agak depan tengah. Gue sih ngaku aja kalau gue rada parno sama naik kapal atau perahu atau apapun yang berhubungan dengan laut. Jadi, daripada gue nyusahin, gue memilih tidur dan membiarkan Yol. Apalagi Yol diajak ngobrol sama orang sebelah, gue sih mending tidur. Hahaha.
Tapi, lama kelamaan bosen juga, cuman tidur, duduk. Gue ajak Yol ke atas, walau dia udah keliling kapal, katanya. Cukup memberanikan diri untuk berniat ke dek atas kapal, takut mabok.
Masih di dek atas, diem di depan, memandang Pulau Lombok dari kejauhan. Seperti biasa, Yol diajak ngobrol sama orang lain. Mungkin pesonanya yang membuat dia sering diajak ngobrol, untung gue bawa dia, hahaha.
Lalu, tiba-tiba ada yang semacam seumuran ngajak ngobrol, dan ternyata mereka juga sekampus sama kami. Percakapan lengkapnya bisa diliat di sini.
Entah kapan Yol bilang, kalau orang yang ngobrol sama dia waktu gue tidur, dia mau nganterin kami sampe agak kota. Ya terima aja, sih, ya, percaya-percaya, aja, karena dia juga bawa peralatan diving dan katanya instruktur diving. Rezeki anak soleh, toh!
Beato Kesayangan
Gue!
Menyenangkan juga jalan-jalan ke pulau seberang naik motor, meskipun cewek. Kelebihannya, banyak yang nawarin bantuan, hahaha! Tapi kita juga harus pinter dan memanfaatkan insting kita apakah orang yang nawarin bantuan tersebut dapat dipercaya atau tidak. Bahaya juga, kan, kalau asal nerima bantuan? Untungnya selama perjalanan naik motor ini, kami menemukan orang-orang baik. 
Jalan-jalan menambah pertemanan. Masa, masih ada yang engga mau jalan-jalan, sih?!
Kepulangan kami dari Lombok ke Bali pun dipercepat karena biar bareng juga sama yang ketemu di kapal. Biar ada yang bawain motor ke dalam kapal di Lembar, rada takut mendengar cerita 'preman' di pelabuhan, apalagi cuaca engga bagus banget, takutnya semakin ditunda kepulangan, malah engga bisa pulang.
Geng Lombok
Tips jalan-jalan jauh naik motor, baik sopir maupun penumpang:
  1. Periksa dulu kondisi motor. Lebih baik diservis dulu, karena yang gue itu sempet dirawat dulu ke bengkel. Tentu saja dengan minta bantuan seorang teman cowok, kalau cewek takut ditipu dan dimahalin, hahaha.
  2. Kalau ada partner, suruhlah si partner yang pegang uang, jadi yang ngendarain ya cuman ngendarain, engga usah ribet ngeluarin uang kalau mau beli bensin, bayar tiket, dan sebagainya. Kalau engga ada partner, siapin uang dengan pecahan kecil, biar engga ribet, dan simpan di tas kecil selain ransel seperti yang gue pake.
  3. Pakai baju lengan panjang dan celana panjang. Kenapa gue pake kemeja jeans? Karena gue berpikir, Bali-Lombok panas, kalau pake jaket, ketebelan, nanti kepanasan, engga nyaman juga. Beda lagi kalau jalan-jalannya ke tempat yang agak sejuk, pastinya harus memakai jaket agak tebal biar engga sakit. Juga biar engga 'gosong di jalan', hahaha.
  4. Pakai pelindung dada, biar engga masuk angin. Gue engga pake karena gue engga punya pelindung dada.
  5. Pakai sarung tangan, biar nantinya engga belang.
  6. Pakai buff/masker muka, biar enak. Engga kena debu.
  7. Pakai HELM yang sesuai standar. Helm yang gue pakai sesungguhnya tidak memenuhi standar, tapi ya mau bagaimana lagi.
  8. Jadilah partner yang baik.
Jadi, hal tergila apa yang pernah kalian lakukan?
Ada yang pernah melakukan hal lebih gila? Pasti, dong, pernah! Kalau belum, lakukan sekali aja selama hidup kamu, niscaya, mendapat banyak pengalaman menyenangkan tak terlupakan.
Jangan lupa dishare juga, ya.

1 comment: