Thursday, April 07, 2016

(Hampir) Terjebak di Karimun Jawa

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa ketika gue sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat, gue bakal terjebak di tempat itu. Ketika kejadian tersebut menjadi kenyataan, perasaan takut pun muncul. Begitulah kira-kira yang dirasakan ketika gue hampir terjebak di Karimun Jawa.
Muka Bahagia Sesampainya di Karimun Jawa
Betapa bahagianya kami saat akhirnya menginjakkan kaki di Karimun Jawa setelah cukup banyak drama yang dilalui dalam perjalanan ini. AC yang bocor di bis selama perjalanan, hampir terancam ketinggalan kapal karena ternyata bis yang dinaiki hanya numpang lewat Jepara, naik angkot dari tempat berhenti bis, membuat supir angkot ngebut untuk mengejar kapal di Pelabuhan Jepara, dan tidak lupa mabok laut karena ternyata ombaknya cukup kencang selama perjalanan. Gue yang mempunyai trauma akan laut, hanya berusaha memejamkan mata, tapi apa daya, tidak bisa tidur karena lebih takut tenggelam. Hahaha.
Tim Karimun Jawa
Siapa yang dapat menolak keindahan Karimun Jawa ini? Kurasa tidak satu pun yang dapat dan ingin menolak keindahan Karimun Jawa. Setelah puas menikmati keindahan Karimun Jawa dengan snorkling, keliling pulau-pulau kecil di sekitar Karimun Jawa, main ke penangkaran hiu, pokoknya puas lah, kami pun berniat untuk segera pulang karena sudah tidak ada apa-apa lagi yang bisa dijamah di Karimun Jawa dalam waktu yang singkat.
Suatu malam, kami baru selesai makan malam di lapangan di Karimun Jawa, tiba-tiba hujan badai besar melanda. Kami pun yang baru saja selesai makan kebingungan mencari tempat berteduh karena penginapan kami masih agak jauh dari situ. Tempat kami makan pun berupa tenda, mereka pun kebingungan karena hujan sangat deras saat itu, tenda mereka seperti akan roboh diterpa angin. Untungnya, di seberang tempat makan ada sebuah wisma, kami pun menumpang berteduh hingga hujan sedikit reda. 
Keesokkan harinya, kami mendapat kabar bahwa kapal untuk pulang ke Jepara tidak akan beroperasi hingga beberapa hari ke depan karena cuaca buruk. Kepastian kapan kapal berangkat ke Jepara pun tidak dapat dipastikan karena cuaca di Karimun Jawa memang tidak dapat ditebak. Saat itu pun kami tertegun dan memikirkan bagaimana caranya bisa pulang kembali ke Bandung dengan selamat. Tapi, saat itu, kami mencoba tidak memperdulikan hal tersebut dan memilih berdoa lalu kembali bermain menikmati Karimun Jawa.
Karimun Jawa
Pada akhirnya, di malam itu, kami berpikir keras bagaimana caranya agar bisa pulang. Sempat berpikir untuk menyewa pesawat charteran dari Karimun Jawa ke Semarang, harganya tentu saja mahalm pilihan itu sudah dibuang jauh-jauh sedari awal, hahaha. Kapal-kapal publik tidak berani mengarungi lautan karena cuaca buruk. Pengelola penginapan pun tidak memberikan saran yang terlalu menyenangkan selain untuk tinggal lebih lama di Karimun Jawa sampai cuaca lebih baik.
Salah satu teman kami, Imam, mencari info kesana kemari. Sampai akhirnya Imam bertemu dengan Mas Jay dan memberitahu kami perihal kemungkinan kami kembali ke Semarang. Alternatif yang paling benar dan tercepat agar bisa pulang ke Bandung adalah ikut naik kapal barang yang menuju ke Semarang. Dengan catatan, harus sembunyi-sembunyi dari petugas pelabuhan. karena kalau ketahuan, bakal ada sanksi, begitu katanya kalau tidak salah ingat. Berasa di film-film banget kalau mesti sembunyi-sembunyi, berasa kami itu penyelundup dan diselundupkan, hahaha.
Kapal barang ke Semarang itu berangkat dari sisi lain Karimun Jawa yang terletak agak jauh dari pusat pelabuhan utama. Kami pun harus menyewa mobil untuk dapat berangkat ke pelabuhan tersebut. Subuh-subuh, kami sudah siap untuk pulang dengan kapal barang. Agar tidak terlalu terlihat seperti penumpang, kami diharuskan berpakaian tidak seperti wisatawan, tapi hal tersebut sangatlah sulit dilakukan karena memang tidak ada persiapan untuk menyelundup ke kapal barang, yang bisa kami lakukan hanyalah menggabungkan tas masing-masing ke tas Hamdani dan Imam yang cukup muat menampung banyak barang.
Sesampainya di pelabuhan, kami pun harus masuk ke kapal terpisah, dibagi menjadi per 2 orang. Giliran gue melewati gerbang pelabuhan, rasanya deg-deg-an, karena banyak banget kapal barang dan awak kapal memperhatikan langkah kami.
Tampak Luar Kapal Barang
Bener, deh, yang namanya kapal barang ya sama sekali engga ada tempat duduk. Awalnya gue mau sok kuat duduk di luar sambil melihat pemandangan laut, tapi baru beberapa menit berlayar, ombak tinggi sudah terasa, gue pun menyerah dan masuk ke dalam mencari posisi wuenak untuk menidurkan diri. Kami pun duduk dan tidur hanya beralaskan masing-masing jaket kami ataupun lantai kapal. Di tengah laut pun kami terombang-ambing, yang posisi tidur bisa bergeser sampai jauh, hahahaha, kalau diingat-ingat, lucu-lucu serem. Gue yang mabok laut terus mencoba memejamkan mata sambil melihat keadaan teman-teman, ada yang main hp, ada yang tidur dengan mulut terbuka, ada yang sok kalem.
Setelah kurang lebih 8 jam mengarungi lautan, akhirnya kami pun berlabuh di Pelabuhan Semarang. Nahkoda kapal mengingatkan kami untuk tidak turun dulu karena akan ada inspeksi terlebih dahulu oleh petugas pelabuhan. Deg-deg-an, loh, bener, sungguh.
Tim Karimun Jawa + Mas Jay
Akhirnya setelah hampir terjebak di Karimun Jawa, kami pun sampai dengan selamat tanpa kekurangan apapun di Semarang tapi menambah kenangan yang tidak dapat dilupakan. Setiba di pelabuhan, kami beristirahat sejenak di mesjid dekat pelabuhan, kemudian mencari kendaraan untuk sampai (setidaknya) di Simpang Lima.
By the way, ini kejadian terjadi di awal Januari tahun 2013 dan videonya bisa dilihat di sini.
Begitulah rasanya hampir terjebak di Karimun Jawa dan naik kapal barang demi pulang ke Bandung.
Tips melakukan perjalanan ke Karimun Jawa:
  1. Kalau naik bis, pastikan kamu tahu dimana bis akan berhenti di Jepara dan jam berapa tiba di Jepara, jangan sampai mesti bikin sopir angkot atau armada lainnya ngebut untuk ngejar jam berangkat kapal.
  2. Estimasikan waktu sebaik mungkin, kapal ke Karimun Jawa berangkat sekitar pukul 8 atau 9 pagi.
  3. Kalau memungkinkan, hindari laut pada rentang waktu akhir tahun hingga awal tahun (Desember - Maret). Cuaca pada bulan-bulan tersebut sangatlah tidak bagus untuk bepergian, kata dosen gue pun begitu. Tapi, kembali lagi kepada destinasinya, ya!
  4. Prepare for the worst. Akhir-akhir ini sering mendengar trip ke Karimun Jawa suka batal karena cuaca buruk yang tidak dapat diprediksi, kalau kejadian mirip gue, ya siap-siap saja lah.
Keep Traveling and Share Your Travel Experiences!

No comments:

Post a Comment