Monday, April 04, 2016

Kebahagiaan Kecil di Kawah Putih

Sebagai orang Bandung, rasanya engga afdol kalau belum ke Kawah Putih. Walaupun sebenarnya Kawah Putih berada di luar wilayah Kota Bandung, tapi Kawah Putih merupakan salah satu tujuan wisata favorit bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bandung.
Terakhir kali gue ke Kawah Putih (sebelum kunjungan terakhir ini) yaitu pada tahun 2008, dimana awal mulanya gue memulai kehidupan sebagai mahasiswa baru. Saat itu, masih inget banget, gue ke sana bareng temen-temen kelas di kampus dan pergi di saat hari kerja. Keadaannya? Luar biasa sepi, bahagia. Setelah itu, sama sekali engga pernah menginjak lagi Kawah Putih, selain jauh, beberapa tahun kemudian mendengar kabar bahwa tarif masuk ke Kawah Putih melonjak naik dan sempat ada konflik antara pihak pemerintah dan swasta. Para wisatawan mengeluhkan tarif masuk yang mahal, sekitar Rp150.000-200.000 untuk dapat mengunjungi Kawah Putih, makin malaslah untuk sekedar berkunjung ke Kawah Putih.
Namun, akhirnya pada tahun 2016 ini, gue diberi kesempatan untuk kembali mengunjungi Kawah Putih dalam rangka menemani tamu dari Bali. Agak sempat kaget memang melihat biaya masuk ke Kawah Putih ini. Untuk tarifnya dapat dilihat sebagai berikut:
Tiket Masuk: Rp 18.000/orang (domestik)
Tiket Masuk: Rp 50.000/orang (mancanegara)
Ontang-anting: Rp 15.000/orang
Parkir Roda Dua (di bawah): Rp 5.000/unit
Parkir Roda Empat (di bawah): Rp 6.000/unit
Parkir Roda Enam (di bawah): Rp 25.000/unit
Jasling I (mungkin parkir mobil atas): Rp 150.000/unit
Jasling Motor: Rp 15.000
Pre Wedding: Rp 500.000
Ontang-anting itu semacam kendaraan yang dipakai untuk pulang-pergi dari parkiran bawah hingga ke parkiran atas Kawah Putih. Kendaraan tersebut akan berangkat apabila muatan sudah penuh, jadi kalau misal hanya 2 orang saja dan keadaan lagi sepi, akan memakan waktu yang lama untuk sampai ke Kawah Putih karena harus menunggu penuh layaknya angkot lagi nungguin penumpang.
Karena saat itu keadaan sedang sepi dan mengejar waktu agar dapat mengunjungi obyek wisata yang lain, gue memutuskan untuk menggunakan parkir atas sehingga gue diharuskan membayar Rp 150.000 untuk dapat parkir langsung di dekat Kawah Putih (di atas).
Kawah Putih 


Ternyata, hal menyenangkan dalam mengunjungi obyek wisata di kala hari kerja itu adalah sepinya suasana. Hanya terlihat beberapa wisatawan saat itu, sehingga gue pun bisa mengambil foto cukup 'enak'. Sayangnya, karena gue sedang mengantar tamu, gue tidak bisa sembarang mengambil banyak spot foto. Next time, gue harus ke Kawah Putih lagi untuk mengambil tiap spot foto di sini.
Tukang foto langsung jadi menawarkan jasa mereka untuk mengambil foto dan langsung cetak, tamu gue yang berasal dari Bali awalnya menolak, namun ketika diberitahu harga fotonya hanya Rp 10.000, mereka pun langsung senang.
Sometimes, melihat hal seperti itu, yang kadang kita sepelekan, ternyata 'berarti' banyak bagi orang lain. Salah satu dari mereka bilang, "Kalau di Bali, sekali foto itu lima puluh ribu, mahal banget, padahal kita tuh wisatawan lokal. Di sini enak banget murah.". Oleh karena harga yang murah pula, mereka langsung mencetak foto sekitar 5 lembar. Tukang foto bahagia, tamu pun bahagia, gue pun ikutan bahagia.
Tamu gue pun bilang, "Enak banget di Bandung dingin, ya. Di Bali panas banget dan susah banget nemuin tempat kayak gini, betah aku di Bandung kalau begini.".
Apalagi mereka senang banget selama perjalanan menuju Kawah Putih, kanan kiri menemukan 'warna hijau' alias pemandangan pepohonan meskipun jalannya agak berkelok-kelok.
Keep Traveling and Share Your Travel Experiences!

No comments:

Post a Comment